Lanjut ke konten

Demam?? Antibiotik??

Desember 24, 2008

“Bu, jadi ke kosan aku kan? nitip amoksan ya. Dr tadi pagi badanku demam nih”, itu isi sms dari temanku. Membuatku resah gelisah dan basah (lah kok..hehe). “beli ga ya?”. Akhirnya kuputuskan datang ke kosan teman aku itu, dan tiba dengan selamat tapi tanpa amoxan.

Tanya kenapa??

Hanya ingin membagikan apa yg sudah aku dapatkan. Kata dosen aku farmasis itu harus bisa melakukan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi). Oke kita mulai…

Apa itu amoxan??

Amoxan adalah nama dagang dari salah satu antibiotik yang kandungan utamanya adalah amoksisilin. Efek samping amoksisilin diantaranya adalah gangguan disaluran cerna (perut), gatal-gatal, mual, muntah dan diare. Amoksisilin memiliki indikasi untuk mengatasi infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis kronik, salmonelosis invasif dan gonore. Juga untuk profilaksis endokarditis dan terapi tambahan pada meningitis listeria. Amoksisilin tidak boleh diberikan pada pasien yang mempunyai sejarah hipersensitifitas terhadap penisilin. (Aduh jadinya ngebahasnya lebih banyak ttg amoksisilin ya? Hehe, karna seperti yang sudah saya sebutkan, amoksan itu nama dagang, sedangkan kandungan utamanya adalah amoksisilin. Banyak antibiotik lain yang kandungan utamanya amoksisilin tapi nama dagangnya beda, makanya aku lebih banyak ngebahas ttg amoksisilin nya. Gitu ceunah) Obat lain yang mengandung amoksisilin juga antara lain: Amoxillin®, Amobiotic®, Amoxil®, Bufamoxy® dll. Kalo dosis nya, lihat aja dikemasan obatnya ya….

Apa itu antibiotik?

Awalnya defenisi antibiotik hanya sebatas pada zat yang dihasilkan oleh mikroba yang dapat menghambat atau membunuh bakteri. Tapi saat ini defenisi antibiotik seakan semakin luas maknanya, Antibiotik juga bisa berasal dari hewan maupun bahan sintesis.

Kapan digunakan antibiotik??

Tentunya saat kita terinfeksi bakteri. Yang perlu diingat bahwa infeksi bakteri dengan infeksi virus berbeda loh teman (Penyebabnya aja beda kan…hihi..). Sedikit perbedaan nya bisa dilihat digambar berikut:

klo

Adakah hubungan antibiotik dengan demam??

Demam pada umumnya, bukan kondisi yang membahayakan, merupakan respon tubuh saat ada “benda asing” yang masuk ke dalam tubuh, ataupun jika terjadi radang. Benda asing yang dimaksud salah satunya adalah bakteri itu (ini hanya salah satunya ya..hihi, kalo mau salah banyaknya..demam juga bisa muncul saat tubuh terinfeksi virus, jamur, cacing, parasit dll). “Benda asing” ini akan direspon oleh tubuh sehingga tubuh mengeluarkan zat-zat yang memicu terjadinya demam.

Lantas kalo demam perlu antibiotik ga??

Seperti yang sudah saya sebutkan, demam merupakan sinyal perlindungan tubuh. Jadi, ga semua demam perlu antibiotik. Namanya juga antibiotik, berarti hanya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri dunks. Untuk virus ya diobatinya pake antivirus, untuk cacingan diobatinya pake anticacing, malaria pake antimalaria dll. Jangan sembarangan menggunakan antibiotik!!

Kenapa ga boleh sembarangan??

Karena berbahaya. Bahayanya seperti apa? Saya ringkaskan digambar berikut:

antibiotikUntuk infeksi yang meragukan (tidak spesifik) maka perlu dilakukan pembiakan kultur. Biakan kultur dapat diambil dari sampel darah, dahak, air liur, tinja, cairan otak, nanah, kerokan kulit dll. Dari biakan kultur ini akan diketahui secara pasti jenis penyebab infeksinya, sehingga pemilihan obat akan lebih tepat dan efektif.

“Wah, jadi serem nih. Berarti ga mau pake antibiotik ahhh”.

Hahaaa. Ini juga ga bener. Bahaya jika penggunaannya tidak tepat kawand. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Jaga kebersihan pribadi dan lingkungan.
  • Jangan pernah gunakan antibiotik tanpa resep dokter (kecuali anda dokter dan sudah mampu mendiagnosa penyakit sendiri) dan jangan pula menuntut dokter untuk meresepkan antibiotik
  • Gunakan antibiotik sesuai anjuran dokter dan apoteker. (Catatan: Untuk terapi antibiotik penggunaannya minimal 5-7 hari. Kalo dokter ngasih obatnya kurang dari itu, bertanyalah pada dokternya)
  • Jangan menghentikan antibiotik meskipun gejala penyakit seolah-olah sudah sembuh. Pemakaian antibiotik seyogyanya sampai habis.
  • Jika diberi resep oleh dokter, waktu nukerin resep tanyakan hal-hal berikut pada apotekernya: untuk apa obat itu, kerjanya bagaimana, efek sampingnya, kapan obat harus dikonsumsi, obatnya bisa berinteraksi dengan apa ajah.
  • Antibiotik termahal beum tentu yang terbaik.
  • Konsultasikan dengan dokter dan apoteker tentang info kesehatan yang dibaca di majalah ataupun ditonton di TV jika belum benar-benar paham. Jangan menyimpulkan sendiri.

Menangani sakit tanpa antibiotik

sakit-tanpa-antibiotik

HATI-HATI MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK KAWAN….


7 Komentar leave one →
  1. Mei 24, 2009 9:04

    Rumit memang fenomena penggunaan antibiotik di Indonesia. Antibiotik dianggap obat sakti yang dapat menyembuhkan penyakit apa pun 😦

  2. Cetek permalink
    Desember 27, 2009 13:59

    Bravo, applaus kawan. Lanjutkan penulisan pd topik obat bebas pasaran lain. Trims

  3. Kenc Himura permalink
    Juli 9, 2011 12:19

    Terima kasih banyak informasinya…
    Sangat membantu saya yang lagi “kumat” radang tenggorokan dengan efek demam, pilek, batuk, dan pastinya ‘tenggorokan sakit’..
    T_T

  4. April 23, 2012 10:02

    Postingan yg bagus. Terus berkarya.

  5. mutiara permalink
    Juni 10, 2012 11:00

    kompresnya pke air hangat donk…jgn air dingin..oke

  6. Agustus 22, 2012 17:43

    Bentuk tulisan sudah, prakteklah bentuk tindak lanjut yang sesuai. Terimakasih

  7. slamet permalink
    Oktober 17, 2013 22:50

    aku g bisa coment cuma mo bilang makasih aja.

Tinggalkan komentar