Lanjut ke konten

Pos ni uhur mai manadingkon hasimalungunantain

Januari 18, 2010

Lagu Pos ni uhur merupakan salah satu lagu daerah yang berasal dari Simalungun. Walaupun lagu ini menggunakan bahasa simalungun, tak jarang lagu ini dilantunkan di acara pesta adat batak lain, selain simalungun. Pada waktu SMP, kebetulan letak sekolah saya berdekatan dengan ‘sopo godang’ (gedung serba guna yang biasanya digunakan untuk pesta adat), hampir setiap kali ada acara pesta pernikahan, lagu ini dilantunkan.

Selama sekian tahun mengetahui lagu ini, sejujurnya saya kurang memperhatikan arti nya (maklum lah, walaupun dilahirkan di keluarga blesteran simalungun-karo, saya kurang fasih berbahasa simalungun), hingga beberapa waktu yang lalu, saya membaca status seorang teman di ‘buku muka’ alias face book, yang isinya merupakan penggalan lirik lagu pos ni uhur, tetapi ada beberapa kata yang diganti dengan bahasa batak toba. Saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang status tersebut. Kembali ke topik semula.

Berikut ini adalah lirik lagu nya:

Pos ni uhur mu ai da botou, manadingkon au sononda.

Rugi iluh ku mambur, mardingat janji na dob salpu,

O tene botou….

Nasuan ma timbahon, dua gantang sadari,

O tene botou..

Naubah ma parlahou, ulang songon sapari,

O tene botou.

Dalan hu harang gaol, bahat bulung ni pisang,

O tene botou,

Anggo hita margaul, ulang be naming sirang,

O tene botou.

Yang artinya kira-kira begini:

Teganya dirimu, meninggalkan aku seperti ini.

Percuma air mata ku terbuang, mengingat janji kita dulu.

Tanamlah tembakau, dua gantang sehari,

Kita ubah lah perilaku kita, jangan seperti yang dulu-dulu.

Jalan ke haranggaol, banyak daun pisang,

Kalau sudah bergaul, jangan lah lagi berpisah.

Dari lirik tersebut saya berkesimpulan bahwa sebenarnya lagu ini adalah curahan hati seseorang yang ditinggalkan kekasihnya. Lagu orang yang sedang putus cinta. Saya jadi bertanya-tanya (dan belum menemukan jawaban yang pasti), kenapa lagu ini justru sering dinyanyikan diacara adat pernikahan???

Ketika saya menanyakan hal ini pada oppung (oppung: sebutan untuk kakek), beliau menjawab, “itu lah orang batak zaman sekarang, sudah banyak yang salah, kebiasaan yang salah ini diwariskan lagi, akhirnya budaya itu pun semakin rusak. Jarang ada anak muda yang bersedia belajar budaya daerahnya sendiri” (Haha. Saya langsung ngusap muka sambil nelan ludah, tersapu-sapu malu, karena merasa sebagai salah satu dari anak muda yang kurang antusias untuk mempelajari budaya).

Dan fakta yang saya lihat sekarang ini, memaksa saya bersepakat dengan pendapat yang dilontarkan oleh oppung. Mungkin… (mungkin) dulunya ada orang yang sangat terpesona dengan musik lagu ini dan menyanyikannya di pesta adat tanpa memperhatikan artinya. Akhirnya banyak yang semakin terpesona dan “tertular”. Hasilnya, ya seperti sekarang ini, lagu pos ni uhur seolah-olah menjadi salah satu lagu wajib di pesta adat pernikahan orang batak.

Percaya atau ga percaya, setelah saya mencoba browsing lirik lagu ini di internet, ternyata memang banyak situs yang memuat lirik yang kurang tepat. Tak menutup kemungkinan, bahwa beberapa waktu ke depan, lagu pos ni uhur akan dinyanyikan dengan lirik seperti yang banyak di muat di internet, seperti berikut ini:
Pos ni uhur mai daboto
manadingkon au sononda
rugih iluhku mambur
mardingan janji na daung salpu, otene boto
Nasuan ma timbahon
dua sagantang eme, otene boto
naubah ma parlaho
ulang songon siapari, otene boto.

Dalan tu harang gaol
bahat bulung ni pisang, otene boto
pal pala na margaul
ulang be namin sirang, otene boto.

Semoga kemungkinan ini tidak terjadi.

11 Komentar leave one →
  1. Januari 18, 2010 19:21

    gak nyangka lagu daerah ada yang romantis 😆

  2. Januari 21, 2010 18:50

    ADa lagi yang romantis, lagu dari daerah timur kalo gak salah judulnya Lenso Basah. Kalo dari batak lagi, Pisau Surit, Hiks… perih mengiris

  3. Drs Amrun Damanik.s.Pd permalink
    Februari 8, 2010 18:18

    syukurlah lagu simalungun masih mengudara , tolong dong kirimin lagu simalungun

  4. Maret 10, 2010 14:55

    Trimakasih atas perhatiannya terhadap lagu simalungun yg menjadi lagu paporit kita sebagai putra simalungun….horas simalungun ….par Sigodang do au….
    diateitupa ma bantta.

    Harikuhariini: Horas… btw, sigodang entu dimana yak? sigodang dgn sirpang sigodang ntu beda ga sih?

  5. Maret 10, 2010 15:06

    Ida gambiri topi pasar, panjomuran ni saputangan
    ai anggo misir ma ham patar , gendo pala marjabat tangan
    tading ma au da botou na tading, misir ma ham da botou na misir…

    Lagu ini pun kalau kita hayati…adalah lagu untuk seseorang yang ditinggalkan kekasihnya dalam arti pandoleian tapi lagu ini juga sering dilantunkan pada saat pesta pernikahan.

    Tapi ini memang sering ulah garama perantau….setuju ngak?…..pulang kampung yg penting dapat jodoh dikampung tanpa tau menau itu milik siapa .akhirnya yg dikampung tinggal meratapi…..( gurau )

    par Sigodang do au

    Diateitupa ma bantta

    Harikuhariini says: “ulah garama perantau”??? haha, mungkin. tapi lang ganupan perantau sonon in lo…..

  6. Maret 19, 2010 13:23

    kalau sigodang tuh, masih masuk 2 kilometer lagi dari sir. sigodang

  7. Maret 19, 2010 13:23

    salam marsitandaan… au pe par sigodang do..

  8. fitriana Damanik permalink
    Juli 22, 2010 9:29

    oohhhh… lagu ini tentang cinta rupanya… tadinya aq kira ni lagu tentang adat simalungun…..

  9. jegez permalink
    September 2, 2011 0:01

    This is true. Batak culture is very rich and diverse, making Batak culture admired and even there there are also many area attractions.

    Regards
    Jegez Love Batak

  10. Maret 25, 2012 13:16

    syukurlh lgu simalungun masih berjaya

  11. endang permalink
    Maret 10, 2015 22:22

    aku suka karena aq nax simalungun 🙂

Tinggalkan komentar